Dalam dunia kripto, gas fee adalah salah satu istilah penting yang wajib dipahami semua pengguna, baik pemula maupun trader berpengalaman. Secara sederhana, gas fee adalah biaya yang dibayar pengguna kepada jaringan blockchain agar transaksinya diproses dan dikonfirmasi oleh validator (atau penambang dalam sistem lama seperti Ethereum sebelum Merge).
Bayangkan jaringan blockchain seperti jalan raya, dan setiap transaksi adalah kendaraan. Gas fee adalah “tiket tol” yang harus dibayar agar kendaraan bisa melaju dan mencapai tujuannya.
Mengapa Gas Fee Penting?
Blockchain bersifat terdesentralisasi. Tidak ada satu pihak pun yang mengatur atau mengelola transaksi. Sebaliknya, transaksi diproses oleh jaringan global validator atau penambang yang menyediakan kekuatan komputasi. Gas fee berperan sebagai insentif agar mereka tetap aktif memproses transaksi dengan cepat dan menjaga keamanan jaringan.
Tanpa gas fee, tidak ada alasan ekonomi bagi validator untuk bekerja, dan jaringan bisa rentan terhadap spam transaksi.
Bagaimana Cara Kerja Gas Fee?
Gas fee dihitung berdasarkan dua komponen utama:
- Gas Limit – Batas maksimum jumlah komputasi yang dibutuhkan untuk menjalankan transaksi.
- Gas Price – Harga per unit gas, biasanya diukur dalam satuan kecil seperti Gwei (untuk Ethereum) atau Lamports (untuk Solana).
Total Gas Fee = Gas Limit × Gas Price
Contoh: Jika transaksi memerlukan 21.000 gas dan harga gas saat itu 50 Gwei, maka total biaya = 21.000 × 50 Gwei.
Pada jaringan seperti Ethereum, pengguna bisa memilih membayar gas lebih tinggi agar transaksinya diproses lebih cepat. Namun, saat jaringan padat, harga gas bisa melonjak drastis.
Apa yang Memengaruhi Besarnya Gas Fee?
Gas fee tidak bersifat tetap. Ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi jumlah biaya yang harus dibayar:
- Kepadatan Jaringan: Saat terlalu banyak transaksi terjadi dalam waktu bersamaan, gas fee meningkat karena kompetisi dalam memperebutkan ruang dalam blok.
- Jenis Transaksi: Kirim token sederhana biasanya lebih murah dibanding menjalankan smart contract kompleks di DeFi atau NFT.
- Blockchain yang Digunakan: Ethereum terkenal dengan biaya tinggi, sementara jaringan seperti Solana, Avalanche, atau Layer 2 (Arbitrum, Base) menawarkan biaya jauh lebih murah.
- Mekanisme Konsensus: Jaringan dengan sistem Proof of Stake (PoS) cenderung memiliki struktur biaya yang lebih efisien dibanding Proof of Work (PoW).
Tips Menghemat Gas Fee
1. Transaksi di Jam Sepi. Hindari jam-jam padat (seperti sore hari atau akhir pekan). Transaksi dini hari biasanya lebih murah.
2. Gunakan Blockchain Alternatif Proyek kripto tidak hanya ada di Ethereum. Banyak alternatif dengan gas fee rendah seperti Solana, Polygon, atau Layer 2 seperti zkSync.
3. Gunakan Wallet yang Bisa Estimasi Gas Fee. Pilih dompet seperti MetaMask, Rabby, atau Phantom yang menyediakan estimasi biaya dan bisa disesuaikan manual.
4. Bundle Transaksi jika Bisa. Beberapa wallet dan protokol memungkinkan pengguna menggabungkan transaksi agar lebih efisien secara biaya.
Pertanyaan Seputar Gas Fee
1. Apa itu gas fee dalam kripto?
Gas fee adalah biaya transaksi yang dibayar pengguna untuk memproses aktivitas mereka di blockchain.
2. Kenapa gas fee bisa mahal?
Karena banyak pengguna bertransaksi bersamaan, atau karena transaksi memerlukan komputasi tinggi (seperti smart contract).
3. Apakah semua kripto punya gas fee?
Hampir semua blockchain menerapkan gas fee, meskipun besarannya sangat bervariasi tergantung teknologinya.
4. Bagaimana cara mengurangi gas fee?
Lakukan transaksi saat jaringan sepi, gunakan blockchain dengan biaya rendah, atau atur gas secara manual melalui wallet.
Sekarang Anda sudah paham apa itu gas fee dan bagaimana cara kerjanya. Saatnya mulai berinvestasi kripto dengan Mobee, aplikasi kripto yang simpel, aman, dan cocok untuk semua level investor. Download Mobee sekarang di App Store & Google Play!
Sumber:
What are gas fees? Diakses pada 2025. Coinbase.
What Are Gas Fees In Crypto? ETH Gas Fees Explained. Diakses pada 2025. Gemini.
%201.png){kind=logo}
