kripto-yang-bisa-dimining

Dunia kripto terus berkembang dari waktu ke waktu. Meski banyak proyek baru mengusung model konsensus Proof of Stake (PoS), aset kripto yang bisa di-mining atau ditambang masih menjadi pilihan menarik, terutama bagi investor yang ingin memperoleh aset secara aktif melalui kontribusi daya komputasi.

Mining atau penambangan kripto adalah proses validasi transaksi di jaringan blockchain menggunakan perangkat komputer. Sebagai imbalannya, penambang akan mendapatkan sejumlah aset kripto. Aktivitas ini tak hanya mengamankan jaringan blockchain, tetapi juga menjadi sumber pendapatan pasif bagi para pelakunya.

Berikut ini tujuh aset kripto yang masih bisa ditambang dan diprediksi memiliki potensi menjanjikan di 2025.

1. Bitcoin (BTC)

Bitcoin adalah aset kripto paling terkenal dan tertua yang masih bisa di-mining. Menggunakan algoritma SHA-256, Bitcoin memerlukan perangkat khusus bernama ASIC. Meskipun biaya awal untuk membeli mesin cukup tinggi dan konsumsi listriknya besar, BTC tetap menjadi favorit karena nilainya yang stabil dan prospek jangka panjang yang menjanjikan.

Jaringan Bitcoin memiliki sistem halving yang terjadi setiap 4 tahun, yang secara otomatis mengurangi imbalan blok. Hal ini membuat kelangkaannya semakin tinggi dan nilai aset cenderung meningkat dari waktu ke waktu.

2. Litecoin (LTC)

Litecoin adalah alternatif Bitcoin yang juga bisa di-mining, namun menggunakan algoritma Scrypt yang lebih ringan. Berbeda dengan Bitcoin, Litecoin masih bisa di-mining dengan GPU, membuatnya lebih ramah untuk penambang individu.

Dengan kecepatan transaksi yang lebih tinggi dan biaya rendah, LTC banyak digunakan sebagai alat pembayaran dan memiliki komunitas aktif di berbagai negara.

3. Monero (XMR)

Jika kamu mencari aset kripto yang menekankan privasi, Monero adalah pilihan terbaik. XMR menggunakan algoritma RandomX, yang membuatnya bisa di-mining menggunakan CPU biasa tanpa perlu perangkat mahal.

Monero unggul karena transaksinya anonim, menjadikannya populer di kalangan pengguna yang mengutamakan privasi. Ini juga menjadikannya menarik bagi penambang rumahan.

4. Ethereum Classic (ETC)

Setelah Ethereum beralih ke sistem PoS, Ethereum Classic tetap bertahan dengan konsensus Proof of Work. Hal ini membuat ETC masih bisa di-mining dengan GPU. Bagi para penambang yang sudah memiliki perangkat mining Ethereum, ETC menjadi alternatif logis.

Dengan ekosistem yang terus berkembang dan kompatibilitas terhadap banyak aplikasi berbasis Ethereum, ETC memiliki prospek jangka menengah hingga panjang yang menjanjikan.

5. Kaspa (KAS)

Kaspa adalah salah satu proyek baru yang menarik perhatian komunitas mining. Dengan algoritma kHeavyHash, Kaspa bisa di-mining menggunakan GPU biasa. Keunggulannya terletak pada waktu blok yang sangat cepat, yaitu sekitar satu detik, yang mendukung transaksi mikro dengan efisien.

Komunitas Kaspa berkembang pesat dan proyek ini mulai banyak dilirik oleh penambang individu yang menginginkan ROI cepat dengan perangkat sederhana.

6. Ravencoin (RVN)

Ravencoin adalah blockchain open-source yang memungkinkan pengguna membuat dan mentransfer aset digital. Dengan algoritma KawPoW, RVN dirancang agar tahan terhadap perangkat ASIC, sehingga cocok untuk di-mining menggunakan GPU biasa.

Fokus Ravencoin pada tokenisasi aset dan dukungan komunitas menjadikannya proyek yang potensial untuk jangka panjang.

7. Dogecoin (DOGE)

Dogecoin awalnya diciptakan sebagai lelucon, namun kini menjadi salah satu aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar. DOGE menggunakan algoritma Scrypt, sama seperti Litecoin, dan dapat di-mining bersamaan dengan LTC melalui metode merge mining.

Dukungan komunitas yang luas dan adopsi dari tokoh terkenal seperti Elon Musk menjadikan DOGE aset yang tetap menarik untuk di-mining hingga kini.

Tips Memilih Kripto untuk Di-Mining

Sebelum memulai aktivitas mining, penting untuk mempertimbangkan beberapa faktor berikut agar investasi perangkat dan waktu kamu tidak sia-sia:

1. Jenis Perangkat yang Dimiliki. Pastikan kamu mengetahui perangkat apa yang kamu punya (CPU, GPU, atau ASIC), karena setiap aset memiliki algoritma berbeda. Misalnya, Monero cocok untuk CPU, sedangkan Kaspa dan Ravencoin lebih optimal dengan GPU.

2. Biaya Listrik dan Konsumsi Energi. Mining adalah aktivitas yang memakan listrik. Hitung secara cermat biaya listrik di lokasi kamu agar hasil yang diperoleh tidak habis untuk membayar tagihan.

3. Tingkat Kesulitan Mining. Setiap jaringan blockchain memiliki tingkat kesulitan berbeda yang dapat berubah tergantung jumlah penambang. Semakin tinggi tingkat kesulitan, semakin besar daya komputasi yang dibutuhkan untuk mendapatkan reward.

4. Profitabilitas dan Harga Pasar. Periksa apakah aset tersebut memiliki nilai tukar yang stabil dan likuiditas tinggi. Kripto yang tidak aktif di bursa atau volume perdagangannya rendah akan sulit diuangkan meskipun berhasil di-mining.

5. Komunitas dan Dukungan Proyek. Aset dengan komunitas besar dan roadmap yang jelas biasanya lebih tahan terhadap volatilitas pasar. Cari tahu apakah proyek tersebut memiliki pengembangan aktif dan didukung oleh tim yang kredibel.

Kesimpulan

Meskipun banyak aset kripto kini beralih ke metode staking, aset kripto yang dapat di-mining masih memiliki peran penting dalam ekosistem blockchain. Mulai dari Bitcoin hingga Kaspa, kesempatan untuk memperoleh penghasilan pasif lewat mining masih sangat terbuka, terutama bagi para pengguna dengan perangkat yang memadai dan pemahaman yang baik tentang risiko serta perhitungannya.

Dengan memilih aset yang tepat dan menjalankan strategi mining yang cerdas, aktivitas mining bisa menjadi investasi aktif yang menjanjikan di tahun 2025. Yuk, mulai eksplorasi dunia mining dan investasi kripto dengan download aplikasi Mobee sekarang juga!

Sumber:
Best Cryptocurrencies To Mine In 2025. Diakses pada 2025. Cryptomus.
Top 5 Digital Assets to Mine in 2025. Diakses pada 2025. Hashrate Index.
9 Best Cryptocurrencies for Mining (Easy to Hard). Diakses pada 2025. CoinLedger.

Disclaimer:
Konten ini bertujuan untuk memberikan informasi tambahan kepada pembaca. Selalu lakukan penelitian sendiri sebelum melakukan investasi. Semua kegiatan jual beli dan investasi aset kripto sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca.