yield-farming-vs-liquidity-mining

Di tengah berkembangnya ekosistem keuangan terdesentralisasi (DeFi), dua istilah yang sering muncul adalah yield farming dan liquidity mining. Keduanya memungkinkan pengguna mendapatkan penghasilan pasif dari aset kripto mereka, namun mekanisme dan tujuan utamanya berbeda. Untuk investor yang ingin memaksimalkan potensi keuntungan di dunia DeFi, penting memahami perbedaan mendasar antara keduanya.

Apa Itu Yield Farming?

Yield farming adalah praktik memindahkan aset kripto antar berbagai protokol DeFi untuk mendapatkan imbal hasil tertinggi. Pengguna biasanya menyetor aset ke dalam liquidity pool (kolam likuiditas) di platform seperti Uniswap, Aave, atau Curve, lalu mendapatkan bunga atau token tambahan sebagai reward.

Strategi yield farming sering melibatkan perhitungan kompleks dan perpindahan cepat antar protokol demi memanfaatkan perbedaan suku bunga. Oleh karena itu, meski potensi keuntungannya tinggi, yield farming juga mengandung risiko besar, terutama dari segi impermanent loss, biaya transaksi tinggi, dan potensi kegagalan smart contract.

Apa Itu Liquidity Mining?

Liquidity mining adalah bentuk spesifik dari yield farming, di mana pengguna menyediakan likuiditas ke protokol tertentu dan sebagai gantinya menerima token insentif, biasanya berupa token asli dari proyek tersebut. Misalnya, pengguna yang menyetor aset ke sebuah DEX bisa mendapatkan token governance dari platform itu sebagai reward.

Fokus utama liquidity mining bukan hanya memberi bunga, tetapi juga mendistribusikan kepemilikan dan mendorong partisipasi dalam tata kelola proyek. Strategi ini sering digunakan oleh proyek baru untuk menarik pengguna dan meningkatkan volume transaksi di awal peluncuran.

Perbandingan Singkat Yield Farming vs Liquidity Mining

Mana yang Lebih Cocok?

Pilihan antara yield farming dan liquidity mining sangat bergantung pada profil risiko, tujuan investasi, dan waktu yang kamu miliki. Yield farming lebih cocok untuk pengguna berpengalaman yang siap berpindah antar protokol demi hasil maksimal. Sementara liquidity mining bisa menjadi opsi lebih stabil bagi pengguna yang ingin mendukung proyek tertentu sekaligus memperoleh token tambahan.

Kesimpulan

Yield farming dan liquidity mining adalah dua pendekatan berbeda untuk menghasilkan pendapatan pasif dalam dunia DeFi. Dengan memahami perbedaan mekanismenya, investor bisa mengambil keputusan lebih bijak sesuai kebutuhan dan toleransi risiko masing-masing.

Siap maksimalkan potensi DeFi? Gunakan Mobee untuk temukan aset terbaik, kelola risiko, dan mulai hasilkan keuntungan dari kripto! Unduh aplikasinya sekarang, gratis di Play Store & App Store.

Sumber:
Staking vs Yield Farming vs Liquidity Mining. Diakses pada 2025. Blockchain Council.
What is Yield Farming and Liquidity Mining in DeFi? Diaksed pada 2025. Openware.
Disclaimer:
Konten ini bertujuan untuk memberikan informasi tambahan kepada pembaca. Selalu lakukan penelitian sendiri sebelum melakukan investasi. Semua kegiatan jual beli dan investasi aset kripto sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca.